Rabu, 28 Maret 2012

Makanan yang Sebaiknya Dikurangi Sebelum dan Selama Hamil


Saat hamil, ibu sebaiknya membatasi konsumsi makanan tertentu. Pembatasan makanan ini perlu dilakukan agar bayi lahir dalam keadaan sehat.

Membatasi konsumsi makanan tertentu ini kalau memang memungkinkan dilakukan tiga sampai enam bulan sebelum hamil. Selama kehamilan ibu pun harus konsisten melakukannya agar janin mendapatkan gizi yang baik.

Berikut ini makanan yang sebaiknya dibatasi sebelum dan selama hamil, seperti disarankan dalam buku 'Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan' karya F. Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D.:

1. Jumlah Garam
Memang mengurangi garam tidak dianjurkan. Hanya saja sebaiknya ibu hamil mencoba terlebih dahulu makanan sebelum diberi garam untuk melihat apakah perlu membubuhkan garam sebanyak biasanya atau tidak. Konsultasikan dengan dokter tentang jumlah garam yang ibu perlukan.

2. Kafein
Banyak produk minuman yang mengandung kafein. Misalnya, teh, kopi dan cokelat. Sebaiknya ibu membaca dulu kandungan minuman dan makanan pada kemasan sebelum mengonsumsinya.

Penelitian menunjukkan mengonsumsi dua cangkir kopi per hari tidak merugikan terhadap kehamilan dan angka keguguran.

3. Gula & Antacid
Permen atau antacid yang ibu makan untuk mengatasi mual mungkin justru akan memperburuk rasa mual tersebut. Sebaiknya gantilah makanan-makanan tersebut dengan buah-buahan asam seperti jeruk atau strawberry. Selain lebih segar dan tanpa pengawet, buah-buahan dapat ditoleransi lebih baik oleh sistem pencernaan ibu.

4. Sakarin
Jangan mengonsumsi produk-produk yang mengandung sakarin. Peringatan tercantum pada produk-produk sakarin yang dicurigai dapat menyebabkan kanker. Pengaruh sakarin pada janin memang belum diketahui sepenuhnya. Namun ibu bisa bertanya pada dokter tentang pengaruh sakarain ini pada kehamilan.

5. Obat
Ibu sebaiknya menghentikan konsumsi obat-obatan yang tidak perlu. Obat-obatan dapat menembus aliran darah dan menuju otak. Obat-obatan tersebut tentunya juga mempengaruhi otak dan perkembangan saraf bayi.

Obat-obatan herbal seperti jamu, juga perlu ibu waspadai. Sekalipun tujuannya baik, tetap saja zat-zat itu adalah obat yang sebagian di antaranya mungkin mempunyai efek membahayakan bagi bayi yang sedang berkembang.

Penting untuk dipahami, bayi yang sedang berkembang di rahim sangatlah kecil dibandingkan dengan berat badan ibu. Terkadang seiring dengan semakin mudahnya memperoleh obat-obatan, ibu telah kehilangan kepekaan terhadap kekuatan kerja obat-obat ini di dalam tubuhl. Jadi obat mungkin hanya sedikit pengaruhnya pada ibu, tapi pada janin mungkin punya pengaruh jauh lebih berat karena dia belum memiliki berat badan cukup untuk menerima zat-zat tersebut. Sebaiknya berkonsultasilah pada dokter sebelum mengonsumsi berbagai obat-obatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar