Maimaiti Hali yang berusia 8 tahun seringkali diledek dan dijuluki sebagai 'turtle boy' akibat kulit di punggungnya yang mengeras. Kondisi ini membuatnya tampak berbeda dan aneh dibanding anak-anak lainnya.
Awalnya para medis mengalami kesulitan ketika mendiagnosis masalah ini karena belum pernah menemukan kasus seperti ini sebelumnya. Dokter pun menyatakan kondisi ini akibat sel kulit yang tumbuh keras dan terus berkembang membentuk cangkang kura-kura.
Maimati pun mengalami tubuh bungkuk karena adanya tekanan dari kulit yang mengeras tersebut. Selain mengalami nyeri secara fisik, ia juga harus menerima ejekan dan cemoohan dari teman-temannya.
"Kami diberitahu operasi tidak mungkin karena ia masih sangat muda jadi kami harus menunggu. Tapi pertumbuhannya semakin besar dan lebih keras," ujar sang ayah, Musai, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (24/4/2012).
Musai menuturkan meski orang-orang mengintimidasi Maimaiti, ia tetap menjadi anak yang berani dan baik serta tidak pernah mengeluh. Kondisi inilah yang membuat orangtuanya bertekad untuk menghilangkan kulit yang mengeras tersebut.
Dokter pun menyetujui untuk melakukan operasi pengangkatan kulit tersebut. Petugas medis dari Urumqi Military General Hospital menghilangkan kulit yang tumbuh mengeras ini dan menggantinya dengan cangkokan kulit dari kulit kepala dan kaki Maimaiti.
"Kulit yang kita hilangkan adalah setebal kulit banteng. Kami menggunakan kulit kepala karena ia bisa tumbuh kembali dengan angat cepat, jadi kami berharap ia bisa sembuh total," ujar kepala ahli bedah, Ye Xiangpo.
Musai dan Maimaiti mengaku seperti mendapatkan keajaiban dan senang dengan hasil operasi yang berlangsung hingga 2 jam untuk menghilangkan mutasi pertumbuhan kulit yang mengeras tersebut.
"Ini agak menyakitkan, tapi saya tidak akan khawatir lagi anak-anak akan menertawakan saya. Saya bisa pergi keluar di bawah sinar matahari tanp amenggunakan baju dan berenang bersama teman-teman," ujar Maimaiti yang berasal dari Heping, China Utara.
Kini Maimaiti pun tidak perlu merasa takut akan diejek oleh teman-temannya, dan ia pun bisa menjalani kehidupannya seperti anak-anak normal lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar