Selasa, 08 Mei 2012

Ilmuwan Temukan Fosil Kutu Raksasa


Ilmuwan asal China menemukan fosil kutu raksasa yang dikenal dengan nama Pseudopulex Magnus. Hewan tersebut kabarnya memiliki ukuran tubuh sekira 10 kali dari kutu pada hewan peliharaan.

Dilansir International Business Times,Kamis (3/5/2012), kutu yang ditemukan di wilayah Mongolia, China tersebut dipercaya menghisap darah dinosaurus pada zamannya sekira jutaan tahun lalu. "Ini adalah serangga yang jauh lebih besar dari kutu modern. Dari ukuran proboscis (serupa belalai) pada kutu tersebut, kami bisa katakan bagian itu memiliki fungsi tersendiri," ujar profesor Emeritus of Zoology di Oregon State University, George Poinar.



Studi ini menyatakan, meskipun kutu tersebut terlihat serupa dengan kutu modern, namun mereka tidak identik. Ilmuwan meyakini kutu raksasa itu memiliki garis keturunan yang terpisah dan akhirnya punah.

Para ilmuwan menemukan tubuh kutu raksasa itu memiliki bentuk yang datar seperti bedbug (kutu busuk). Selain itu, kutu raksasa ini juga memiliki cakar berbentuk panjang yang bisa menembus kulit dinosaurus, sehingga kutu tersebut bisa menghisap darahnya.

Sedangkan, ilmuwan mengatakan bahwa kutu modern memiliki antena lebih pendek serta mampu bergerak cepat pada bulu hewan peliharaan. "Anda tidak akan berbicara mengenai masa lalu yang indah apabila anda digigit oleh serangga ini. Ini akan terasa seperti jarum suntik, sengatan kutu. Kita bisa bersyukur kutu modern tidak sebesar ini," ungkap Poinar.

"Ini benar-benar fosil yang terawat baik. Temuan ini memberi sekilas gambaran kehidupan pada masa lampau, pada zaman Cretaceous (kapur) dan Jurassic," tambahnya.

Meskipun kutu modern tidak sebesar kutu raksasa di zaman purba, namun kutu modern juga bisa merugikan. Hampir sebagian anjing atau kucing telah lolos dari serangan kutu modern itu. Hewan kecil itu juga bisa membawa penyakit bagi manusia, seperti penyakit bubonic plague (pes) yang konon menewaskan hingga 75 juta orang.

Sekilas mengenai penyakit pes, pes adalah penyakit yang disebabkan oleh enterobakteria yersinia pestis (dinamai oleh bakteriolog asal Perancis A.J.E. Yersin). Penyakit pes dibawa oleh hewan pengerat (terutama tikus). Wabah penyakit ini kerap kali terjadi di berbagai belahan dunia dan telah menimbulkan korban jiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar