Senin, 17 Oktober 2011

Pernikahan GKR Bendara, Sultan Gunakan Payung Kebesaran

Pernikahan GKR Bendara


Resepsi pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau GRAj Nurastuti Wijareni dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara atau Achmad Ubaidillah akan dimulai pukul 16.15, Selasa, 18 Oktober 2011. Jika kedua pengantin menggunakan kereta kuda, sang ayah dan ibu menggunakan mobil menuju Kepatihan yang berangkat dari Keraton Kilen pada pukul 17.30 WIB.


Kaca mobil bagian depan yang digunakan Sultan dan GKR Hemas dibuka untuk mengibarkan payung kebesaran bernama payung gilab. Warna payung gilab kuning emas berukuran lebih besar dari payung biasa. “Payung ini dikenakan karena beliau seorang raja,” ujar koordinator panitia acara pernikahan yang juga pengageng perintah ageng, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Yudahadiningrat di keraton Kilen, Senin, 18 Oktober 2011.

Sultan akan melewati ringin kurung. Dalam tradisi Keraton, hanya seorang raja yang bisa melewati ringin kurung. Adapun jalur yang digunakan pengantin berangkat dari pukul 16.15 dari keben lor menuju Rotowijaya- Mesjid Gede-perempatan kantor Pos-Jalan Malioboro hingga kepatihan. Pada hari biasa Jalan Malioboro berjalan satu arah. Karena digunakan kirab, perjalanan melawan arus. 

Kereta pengantin ada di urutan ketiga menggunakan kereta Kyai Jong Wiyat empat kuda putih. Pada acara gladi resik, kereta untuk pengantin belum dikeluarkan. Adapun kereta pertama diisi oleh utusan ndalem, pengantin. Adapun orang tua lelaki ada di urutan keempat dengan Kyai Rotobiru. Kereta Kyai Kanjeng Perwili berada di urutan kelima membawa penari bedoyo manten. Adapun penutup kirab adalah penari lawung yang menaiki kuda. “Jumlah yang menaiki kuda ada 16 orang," kata Yudahadiningrat. 

Sedikitnya 2.000 pasukan pengamanan selama kirab berlangsung. Pasukan pengamanan ini gabungan dari Paspampres, Paswapres, KOREM, POlda DIY, KODIM, dan abdi dalem. “Abdi dalem yang terlibat ada 200-an orang,” katanya. 

Abdi dalem ini sudah terbiasa mengamankan keamanan jika Keraton punya hajatan. “Mereka terlatih bela diri dan menyeting segala sesuatunya,” kata Yudahadiningrat yang seorang Brigadir Jenderal dari kesatuanTNI AD ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar